Friday, August 22, 2014

Hukum Ilmu Diperolehi Dari Bisikan Hati Dan Mimpi.


Ulama berselisih pandangan mengenai ilmu yang diperolehi melalui mimpi atau ilham. Menurut huraian ulama akidah seperti al-Taftazani dalam sharahnya terhadap Aqa’id al-Nasafi, sumber ilmu yang disepakati oleh ulama ialah pancaindera, akal dan khabar yang benar (Qur’an dan hadis yang merupakan bahagian dari khabar dari Rasul).(Sa’d a-Din al-Taftazani, Sharh Aqaid Nasafi)
Sementara ilmu yang didapati dari ilham atau mimpi sebahagian ulama menolaknya kerana mimpi dan bisikan hati boleh datang dari syaitan dan nafsu yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Namun ulama yang menerimanya berhujah atas beberapa sebab:


Pertama, mimpi orang yang bertaqwa adalah sebahagian dari ilham yang diberikan oleh Allah. Sebab itulah dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Rasulullah bersabda. “Mimpi seorang mukmin adalah empat puluh enam bagian dari kenabian. [HR Bukhari].

Yang dimaksud dengan al-nubuwah di sini adalah al wahyu secara umum. Ini bermakna sebagaimana Allah memberikan ilmu kepada nabi dalam bentuk wahyu, Allah juga memberikan ilmu-ilmu tertentu kepada orang-orang yang beriman dan bertaqwa dalam bentuk mimpi dan ilham. Sudah pasti seseorang tidak akan menjadi nabi hanya sekadar bermimpi baik tersebut. Ubadah bin Shamith berkata,”Mimpi seorang mukmin sebuah kalam (pembicaraan) yang Allah berbicara dengan hambaNya ketika tidur.” [Madarij Al Salikin, 1/51].
Terdapat ayat-ayat al-Qur’an yang menggunakan perkataan wahyu merujuk kepada yang bukan Nabi. Contohnya : “Dan Kami (wahyukan) ilhamkan kepada ibu Musa,"Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya, maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para Rasul.” [Al Qashash:7].

Juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala Dan (ingatlah), ketika Aku (wahyukan) ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia,"Berimanlah kamu kepadaKu dan kepada RasulKu." Mereka menjawab,"Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai Rasul), bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)." [Al Maidah:111]. Juga Alla Subhanahu wa Ta'ala l berfirman, Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah,"Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia." [An Nahl:68]

Walaupun wahyu di sini digunakan secara umum dan tidak merujuk kepada wahyu khusus yang diberikan kepada Nabi, ia dapat ditafsirkan sebagai ilham yang tuhan berikan kepada makhluk yang dipilih oleh Allah.

Asas yang kedua ialah ayat-ayat al-Qur’an yang menunjukkan bahawa Allah akan membimbing manusia yang benar-benar bertaqwa dengan cara memberi ilham untuk melakukan perkara yang benar. Contohnya firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.”Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai kurnia yang besar. [Al Anfal:29].

Furqan di sini menurut ulama seperti Syaikh Muhammad Amin Al Syanqiti adalah ilmu (pengetahuan) yang bisa membezakan antara yang hak dan batil, sebagaimana firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertaqwalah kepada Allah dan berimanlah kepada RasulNya, niscaya Allah memberikan rahmatNya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Hadid:28), dan firman Allah: dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan. Dan dengan itulah bisa membedakan antara yang hak dan batil. [Adwa’ al Bayan fi Idah al-Qur’an, 4/349].


Asas yang ketiga ialah kisah Nabi yang membenarkan mimpi para sahabat. misalnya sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada para sahabat yang membenarkan mimpi mereka tentang lailatul qadar. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, bahwa ada seorang sahabat yang melihat lailatul qadar ketika tidur pada malam duapuluh tujuh terakhir. Maka Rasulullah bersabda: “Saya melihat seperti mimpimu telah ada pada tujuh terakhir. Barangsiapa yang ingin mencarinya, maka hendaknya dicari pada malam ketujuh terakhir.” [HR Bukhari] Seperti ini juga yang terjadi pada kisah permulaan azan. Iaitu Abdullah bin Zaid yang diajar tata-cara azan melalui mimpinya. Ketika beliau memberitahunya kepada Rasulullah, baginda mengatakan: “Sesungguhnya itu benar-benar mimpi yang baik Insya Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pergilah kepada Bilal dan ajarkanlah apa yang anda lihat, dan azanlah dengannya, karena dia lebih keras suaranya darimu. Umar mendengar yang demikian itu di rumahnya, kemudian keluar dengan mengulur selendangnya dan berkata,”Demi Yang mengutusmu dengan kebenaran, wahai Rasulullah. Saya pernah bermimpi seperti mimpinya.” Rasulullah bersabda,”Segala puji bagi Allah.“ [HR Abu Daud,].

Hadis-hadis ini menggambarkan bahawa ada mimpi-mimpi yang benar yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hambanya. Kesimpulannya, mimpi dan bisikan hati boleh diterima sebagai saluran ilmu sekiranya ia diterima oleh orang-orang yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada Allah dan ia tidak bertentangan dengan prinsip dan nilai yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an dan Sunnah.

Neraca al-Qur’an dan Sunnah ini penting untuk membezakan antara bisikan hati dan mimpi yang benar dengan bisikan yang datang dari syaitan atau hawa nafsu manusia itu sendiri.

Wallahu a’lam

JANJI ALLAH ITU PASTI


# SAHABAT-SAHABAT SEMUA...sesungguhnya setiap detikan hati kita ALLAH Maha Mengetahui...janganlah ragu-ragu dgn kekuasaannya, sebagai hamba yang telah mengakui keimanan pd Nya..terimalah ujian sakit ini dgn redha dan sabar serta berusaha tanpa jemu dan putus asa...SAYA SERTAKAN DISINI JANJI-JANJI,AYAT-AYAT MOTIVASI DR AL-QURAN....kembalilah pd ALLAH.
( yakinlah hanya ALLAH yang berkuasa utk menyembuhkan penyakit kita.)


1-KENAPA AKU DIUJI?
Surat Al-Ankabut: 2-3“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) hanya dengan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia pasti mengetahui orang- orang yang dusta.”


2-KENAPA AKU TIDAK MENDAPATKAN APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN?
Surah Al-Baqarah ayat 216“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”


3-KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
Surah Al-Baqarah ayat 286“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”


4-BAGAIMANA MENGHILANGKAN RASA KEKECEWAAN?
Surah Al-Imran ayat 139“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”


5-SUNGGUH, AKU TAK DAPAT BERTAHAN LAGI…!!!!!
Surah Yusuf ayat 87“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan orang-orang yang kafir."


6-BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPI PERSOALAN HIDUP?
Surah Ali-Imran ayat 200 “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah kamu beruntung.”


7-APA JAWAPANNYA?
Surah Al-Baqarah ayat 45-46Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada- Nya.”


8-SIAPA YANG MENOLONG DAN MELINDUNGIKU?
Surah Ali-Imran: 173“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”


9-KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

Surah At-Taubah ayat 129“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal,dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.”



inilah jawapan di atas segala keluh kesah kita..:)

kuatkan hati,tabahkan jiwa,rajin kan usaha,tawakal padaNYa...

MENGENAL PERAWAT ISLAM (YANG TIDAK DIDAMPINGI JIN)


" USTAZ AGAK-AGAK BAPE EKOR JIN ADA DALAM BADAN SAYA? ARI TU MASA PEGI RAWAT........ADA 44 EKOR, AGAK-AGAK SEKARANG ADA BAPE EKOR YANG TINGGAL?"

# sebagai perawat saya selalu terima persoalan begini...,situasi ini amat menyedihkan kerana ramai pesakit-pesakit saya tertipu dgn HELAH dan kehebatan perawat (sesetengah tu perawat yg mengamalkn ruqyah syar'iyyah) yang boleh beritahu bape ekor jin yg berada didalam badan pesakit. Ini sekadar pandangan saya yang kurang ilmu dan hamba Allah yg lemah. Segala kehebatan dan kesembuhan hanya dari Allah yg Maha Berkuasa!!

Sahabat-sahabat, saya senaraikan disini ciri-ciri perawat islam yang didampingi tipu helah jin (yang boleh membawa kepada syirik)


1- Ada perawat yang boleh mengetahui punca sakit pesakit sebelum sempat pesakit membuka cerita, persoalannya? bagaimana seorang perawat boleh tahu punca sakit tanpa di beritahu jika bukan..

(1) ada jin yg beritahu 
(2) pandai reka cerita tipu@skrip yg di ulang-ulang 
(3) perawat-perawat pun manusia biasa juga tak de kelebihan pon yang berkuasa hanya Allah 
(4) hanya Rasulullah SAW manusia paling hebat dan mempunyai pelbagai kelebihan yang dikurnia kn Allah
(5) perawat hanya manusia yang tak lari dari kesilapan 
(6) sebab tu di pusat rawatan saya, pesakit perlu isi borang tanda-tanda awal gangguan jin..insyaallah melalui borang tu saya dapat tahu latar belakang pesakit dan ape yg terjadi pd nya


2- Ada perawat yang akan bertanya nama pesakit. Ada yang perlu nama ibu pesakit sekali. Yang lebih hebat, tak perlu tanya nama pun. Ada juga yang hanya tengok gambar pesakit. Ada yang menengok dari jarak jauh....dan terus tahu punca sakit. Hebat nya!! Bagi pihak saya sendiri, jika pesakit terlalu uzur@tak mahu dirawat saya akan minta wakil keluarga@waris datang bawakn gambar dan nama pesakit bt ibu atas tujuan: 

(1) saya akan buat solat hajat khas utk pesakit berpandukan nama yg diberi (kerana pesakit saya ramai, mana mampu saya yg lemah ni nk hafal semua kisah pesakit) 

(2) saya hanya tahu keadaan pesakit berpandukan cerita yg diberitahu oleh wakil keluarga dan selalunya jawapan saya mestilah berpandukan 'tanda-tanda awal gangguan jin pd manusia" * rujuk dalam blog saya 

(3) pandangan perbadi saya, rawatan JARAK JAUH yang ada dalam rawatan Islam hanyalah tolong solat hajat dan doakan pesakit itu sahaja, yang selebihnya bergantung pada usaha yang penuh disiplin dan konsisten, zikir, solat hajat dan doa dari diri sendiri@keluarga pesakit itu sendiri.


3- Ada perawat yang dapat memberitahu jenis jin dalam badan pesakit, siap dengan jantinanya sekali. 

Yang pernah saya dengar, “Dalam badan kamu ni ada 13 ekor jin. 7 jantan 
6 betina”

Kecut perut pesakit mendengarkannya...keluar dari bilik rawatan, confirm tambah sakit..dok fikir dan kira mcmne nk buang ni..kan? dan menyusahkan lagi....Sahabat-sahabat pahami pengertian Surah Al-A’raf ayat 27, Allah telah berfirman “Sesungguhnya jin@syaitan itu dapat melihat kamu dari tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka”. Sebenarnya mata manusia itu telah dihijab oleh Allah untuk tidak dapat melihat syaitan (suatu nikmat yg patut kita syukuri mata kita xdapat lihat jin@syaitan) Jadi, cuba fikir dengan akal yang diberi oleh Allah..# bagaimana ada manusia yang boleh melihat jin dan tahu bape ekor pulak tu...?kalo bukan, dia sendiri didampingi jin@kuat menipu@pandai karang skrip. Walaubagaimanapun dengan izin Allah, ada manusia yang diganggu jin dapat melihat jin dalam bentuk jelmaan mereka (iaitu pocong, hantu raya, pontianak dan kaum kerabat mereka yang lain). Apabila manusia diganggu atau disakat barulah jin menunjukkan wajah-wajah “tampan@cun” jelmaan mereka. Sebenarnya perawat yang dapat melihat jin juga telah diganggu (sakit). Cuma gangguan ke atas mereka bukanlah disakat sepertimana pesakit disakat, tetapi gangguan ke atas perawat ini adalah dalam bentuk pendampingan jin ke atas mereka (untuk membantu mereka merawat) dan ini perbuatan syirik.

4. Ilmu rawatan adalah ilmu yang perlu dipelajari, perlu berguru (bersanad). Sebenarnya semua ilmu perlu ada gurunya. Rasulullah saw sendiri berguru dengan Malaikat Jibrail apabila baginda menerima ayat-ayat Al-Quran. Tanyalah perawat tentang guru mereka dan jemaah mereka. Kiranya jawapan perawat adalah seperti di bawah, tinggalkanlah mereka:
# Biasanya mereka yang tidak berguru mempunyai kebolehan seperti yang dinyatakan diatas (1,2 dan 3)

1) Saya tidak berguru. Saya mendapat ilmu ini melalui mimpi.
2) Saya tidak berguru. Saya boleh merawat selepas sembuh daripada sakit teruk.
3) Saya tidak berguru. Tiba-tiba sahaja saya boleh merawat. Allah nak beri kelebihan ini kepada saya.
4) Saya tidak berguru. Ilmu ini saya dapat di Mekah dan ilmu saya bertambah setiap kali saya ke Mekah.
5) Aku guna ayat Al-Quran jugak...sambil berasap kemenyan. Kalau dulu, asap kemenyan popular digunakan untuk menyeru jin. Sekarang perawat sudah pandai “advance@cover line” dengan menggunakan asap rokok (sebelum rawatan atau waktu berehat sekejap), asap ubat nyamuk, bahkan ada yang menggunakan asap daripada ais kering.
6) Ada keistimewaan (hasil bantuan jin pedamping) seperti dapat meramal tempat barang hilang, merawat menggunakan pisau, ada tangkal, cincin yg ada khasiat tertentu dan bermacam-macam lagi.
7) Kehidupan sehariannya tidak melaksanakan ajaran Islam yang sebenar@angkuh dengan kemampuan merawat.
Rasulullah saw bersabda “Sesiapa yang telah melihat daku dalam mimpinya, maka sesungguhnya dia telah melihat yang benar (al-Haqq).” (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim). 


Apabila kita tidur, sebahagian roh kita akan keluar dari tubuh dan memasuki alam ghaib. Di alam ghaib, roh kita bertemu dengan banyak makluk ghaib termasuk jin dan syaitan. Jadi syaitan berupaya untuk mengajar atau memberi ilmu yang bathil kepada kita melalui mimpi. Jin Islam biasanya akan mengajarkan ayat-ayat Al-Quran. Apabila diamalkan ayat-ayat tersebut, jin itu akan datang kerana menganggap dirinya telah diseru. Jadi, mana mungkin ada perawat-perawat yang mampu mimpi syeikh, tuan guru, alim ulama' kecuali semua itu tipu daya syaitan. Hanya Rasulullah saw manusia terakhir dan paling istimewa untuk menerima ilmu melalui mimpi. Kita sebagai manusia biasa perlukan GURU dan belajar secara berdepan. Apabila kita sakit teruk, badan kita lemah dan mudah diganggu oleh syaitan. Pada ketika ini mudah bagi mereka mendampingi kita, lantas kita berupaya melakukan perkara-perkara yang luar biasa seperti merawat. Sama juga apabila pendinding diri kita lemah, syaitan mudah untuk membuat tipu daya sedangkan sebenarnya mereka mahu mendampingi kita. 

5. Buat kenduri, perawat minta disembelihkan ayam atau dibuat pulut kuning dan ayam golek. Lalu pesakit perlu meletakkan jamuan ini di bawah pokok besar. Perawat pun memberitahu kepada jinnya “Kamu pergi tunggu bawah pokok sana dan akan datang orang membawa makanan untuk kamu”. Ini dipanggil proses menjamu supaya jin datang membantu atau untuk merasuah jin supaya berhenti mengganggu. Sekarang perawat sudah pandai “advance@cover line” juga. Pesakit diminta untuk membuat kenduri doa selamat di masjid, rumah sendiri atau rumah anak yatim. Bunyinya seolah-olah tiada masalah daripada segi syariah. Tetapi ianya bermasalah apabila perkara ini menjadi syarat dalam proses rawatan. Sebenarnya apa yang terjadi ialah perawat akan meminta jinnya untuk pergi ke masjid, rumah pesakit atau rumah anak yatim ketika kenduri doa selamat itu dilaksanakan. Biasanya, dalam situasi ini, perawat menggunakan jin Islam. Hati-hati sahabat-sahabat, pasti kan bila menerima rawatan...perawat tidak mreletakkan sebarang syarat contohnya putus ubat kena bawa barang besi, rawatan hanya 3 kali jika tak sembuh juga kena kenduri dan macam-macam lagi.

6. Ada perawat yang minta pesakit bawa kain. Kain tidak menjadi masalah tetapi ianya bermasalah apabila perkara ini menjadi syarat dalam proses rawatan. Terdapat jin yang dijamukan (rasuah juga) dengan kain, contohnya kain berwarna kuning, merah, hitam, kain pelikat ataupun kain batik. Kadang-kadang bahan-bahan rawatan diletakkan di atas kain-kain ini untuk dijampi. Ini dipanggil pengeras atau pun rasuah pada jin.

7. Bedah Batin, ada 2 kaedah:
1) Perawat hanya melakukan aksi-aksi melalui gerakan tangan sambil membaca ayat-ayat Al-Quran, lantas pesakit dapat sembuh. Kaedah ini menggunakan jin dan kaedah ini tidak pernah dibuat oleh Rasulullah saw. Majlis Fatwa Kebangsaan juga telah mengharamkan kaedah ini. Harus ditekankan di sini bahawa Rasulullah saw tidak pernah membedah secara batin, tetapi baginda sendiri telah dibedah secara nyata /fizikal dan pembedahan itu dilakukan oleh Malaikat.
2) Perawat membedah secara fizikal dengan pisau atau gunting biasa. Kemudian ditampal tempat yang luka dengan selotape. Kemudian pesakit sembuh. Secara logiknya, bagaimana pembedahan yang berisiko tinggi boleh dilakukan tanpa alatan canggih dan tanpa bius. Kemudian boleh terus pulih dalam masa beberapa minit. Ini dinamakan sihir (melihat perkara yang sebenarnya tiada). Kesian doktor-doktor nak bedah jenuh belajar tapi perawat yang didampingi jin senang sahaja mendapat kepercayaan pesakit kerana nampak hebat pada mata kasar, sedangkan hukumnya syirik dan berdosa besar tidak akan diampunkan Allah kecuali taubat nasuha. Amat penting untuk kita semua ketahui bahawa walaupun perawat membaca ayat-ayat Al-Quran, jin tetap boleh mendampinginya kerana jin pun boleh membaca ayat Al-Quran terutama jin Islam.

8. Perawat menggosok pesakit dengan telur dan pesakit sembuh ataupun bahan sihir, bisa atau batu karang dikeluarkan daripada tubuh pesakit. Sekiranya telur dibuka akan keluar bermacam-macam objek, itu dinamakan sihir (melihat perkara yang sebenarnya tiada.Walaubagaimanapun yang lebih penting di sini, telur adalah merupakan antara makanan kegemaran jin. Apabila perawat menggosok atau menggolek telur ke badan pesakit, sebenarnya perawat itu sedang menjamu jin di dalam badan pesakit. Sama konsepnya dengan pulut kuning dan ayam golek di bawah pokok besar. Jin sedang dirasuah. Harus diingat jin makan bukan macam manusia makan. Rasulullah saw pernah bersabda bahawa tulang makanan yang kita makan adalah makanan jin, tetapi kita tak pernah melihat tulang-tulang itu luak atau hilang dimakan. Maka telur yang dimakan oleh jin semasa digolek pada badan pesakit tidak akan luak juga.

9. Perawat yang menggunakan khidmat khadam atau jin sudah tahu agak sukar untuk mereka mencari makan sekarang atau memasarkan perkhidmatan mereka (banyak program-program tv@internet sudah beri penjelasan). Maka mereka membuat proses “rebranding”. Kini perawat ini mengatakan mereka merawat dengan bantuan malaikat bukannya jin. Ramai pesakit yang tertipu dan merasakan perawat ini begitu hebat kerana para Malaikat pun sanggup menjadi pembantu perawat ini. Mungkin juga perawat itu sendiri tidak sedar bahawa mereka telah tertipu dengan helah syaitan yang begitu kreatif dalam menyesatkan manusia. Mungkin syaitan itu telah mengaku bahawa dirinya Malaikat. Tertipulah si perawat lagi. Jangan kita terlalu mengagungkan perawat, kerana mereka juga manusia biasa yang hanya memberi pertolongan, selebihnya atas kuasa Allah yang Maha Berkuasa!
Pesanan saya:
Surah Al-Jin ayat 6 Allah telah berfirman, 

“Terdapat segolongan manusia lelaki meminta pertolongan daripada segolongan jin lelaki, dan jin itu telah menjadikan manusia itu bertambah sesat.”

Jadi sememangnya manusia tidak boleh bekerjasama dengan jin.
Keduanya, kita takut jin yang mendampingi perawat akan mendampingi pesakit pula. Ini memang terjadi kerana jin itu menganggap bahawa dialah yang menyembuhkan atau melindungi pesakit.Ramai pesakit yang selepas selesai berubat dengan perawat yang didampingi jin merasakan seolah-olah ada sesuatu yang memerhatikan mereka atau mereka mula melihat kelibat makhluk atau bermimpi bertemu makhluk ghaib.
Ketiganya, pesakit mungkin boleh cepat sembuh apabila dirawat dengan bantuan jin. Tetapi sebenarnya jin di dalam badan pesakit telah bertambah. Cuma jin-jin ini tidak menyakitkannya sahaja. Jin perawat dan jin yang mengganggu telah bersetuju dan membuat perjanjian untuk tidak lagi menyakitkan pesakit. Walaubagaimanapun, jin-jin ini akan mengganggu dalam bentuk yang lain. Contohnya, pesakit dapat istiqomah melakukan solat-solat malam dan 4 solat fardhu tetapi tidak mampu langsung untuk bersolat subuh. Ramai pesakit saya mengalami keadaan ini, bagi apalah sangat kita sihat tapi tak boldeh nak laksanakan ibadat yang menjadi tanggungjawab kita.
Inilah sebab-sebabnya saya nak membantu sahabat-sahabat belajar dan dapat ilmu mengenai rawatan islam 
#yang amat penting sekali kerana setiap kita akan dipertanggungjawabkan keatas apa yang telah kita lakukan. Ada perhitungan dengan Allah di akhirat nanti. Segala yang benar itu datangnya daripada Allah Yang Maha Pencipta, yang bathil itu datangnya hanya daripada kelemahan saya makhluk yang diciptaNya. Allahualam


Do`a untuk Menghafal Al-Qur’an dan Mencegah Lupa

Secara umum, para penghafal Al-Qur’an bila ditanya mengenai kiat menghafal akan menegaskan bahwa hal tersebut sederhana namun memerlukan komitmen. Diantaranya adalah kelurusan niat, kesungguhan usaha, pengulangan/muroja`ah, dan do`a. Yang disebut terakhir mungkin rentan/banyak terluputkan padahal sudah tentu justru itulah senjata pamungkas bagi setiap mu’min. Di atas segalanya, Al-Qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan untuk manusia. Untuk bisa menguasainya maka mintalah karunia itu kepada Allah. Jangan sampai terjebak pada arogansi karena mengandalkan strategi atau kemampuan ingatan semata.

Ibnu Katsir dalam Fadha’ilul Qur’an pada bagian akhirnya mencantumkan Bab Do`a Nabi untuk Menghafal Al-Qur’an dan Mencegah Lupa. Peneliti naskah kitab tersebut (Abu Ishaq Al-Huwaini) mengomentari bahwa secara garis besar hadits padanya tidak shahih dari segi sanad dan matan.* Selagi berhati-hati dalam mengambil hadits tersebut, do`a yang terpetik setidaknya bisa menjadi inspirasi akan hal-hal apasaja yang patut disertakan dalam munajat kita. Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba pilihan-Nya yang mewarisi Al-Qur’an dengan baik. Berikut ini adalah salah satu redaksi haditsnya;


Ibnu `Abbas berkata, “Suatu ketika kami berada di sisi Rasulullah, ketika `Ali bin Abu Thalib datang dan berkata, ‘Ayah dan ibuku kurelakan, Al-Qur’an mudah hilang dari dadaku, aku tidak mendapati diriku mampu untuk membacanya.’ Kemudian Rasulullah berkata, ‘Wahai Abul Hasan, maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dengannya semoga Allah memberimu manfaat, dan memberikan manfaat kepada orang yang engkau ajari serta memantapkan apa yang telah engkau pelajari dalam hatimu?’ Ia (`Ali ra) berkata, ‘Ya, wahai Rasulullah! Ajarkan kepadaku!’ Beliau –shallallahu `alaihi wasallam– berkata, ‘Apabila tiba malam Jum`at, jika engkau mampu bangun pada sepertiga malam terakhir, ketahuilah bahwa waktu itu merupakan malam yang disaksikan (para malaikat), dan do`a pada malam tersebut terkabulkan, dan saudaraku Ya`qub telah berkata kepada anak-anaknya: Aku akan memintakan kalian ampunan kepada Tuhanku (QS Yusuf 98). Ucapan itu terus beliau (Ya`qub as) ucapkan hingga datang malam Jum`at. (Rasulullah saw melanjutkan) Jika engkau tidak mampu maka bangunlah pada pertengahan malam, jika engkau tidak mampu maka bangunlah pada awal malam, kemudian shalatlah empat raka`at dan engkau baca pada raka`at pertama surat Al-Fatihah dan Surat Yasin, dan pada raka’at kedua engkau baca Surat Al-Fatihah dan Surat Ad-Dukhan, dan pada raka`at ketiga engkau baca Surat Al-Fatihah dan Alif Lam Mim Tanzil As-Sajdah, dan pada raka`at keempat engkau baca Surat Al-Fatihah dan Surat Tabarak Al-Mufashshal (Al-Mulk). Kemudian apabila engkau telah selesai dari tasyahud maka pujilah Allah dengan sebaik-baiknya, ucapkanlah shalawat kepadaku serta kepada para nabi dengan sebaik-baiknya, mintakan ampunan untuk orang-orang mu’min laki-laki dan perempuan, serta saudara-saudaramu yang telah mendahuluimu beriman, kemudian ucapkan di akhir semua itu:


اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِي أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِي وَارْحَمْنِي أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لَا يَعْنِينِي وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّي اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِي وَارْزُقْنِي أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِي يُرْضِيكَ عَنِّيَ اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِي وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِي وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِي وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِي وَأَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنِي فَإِنَّهُ لَا يُعِينُنِي عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلَا يُؤْتِيهِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ


Ya Allah, rahmatilah aku untuk meninggalkan kemaksiatan selama Engkau masih menghidupkanku, dan rahmatilah aku untuk tidak memperberat diri dengan sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku, berilah aku rizki berupa kenikmatan mencermati perkara yang mendatangkan keridha’an-Mu kepadaku. Ya Allah, wahai Pencipta langit dan bumi, wahai Zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan serta keperkasaan yang tidak pernah habis. Aku memohon kepada-Mu ya Allah, wahai Zat yang Maha Pengasih, dengan Kebesaran-Mu dan cahaya Wajah-Mu agar mengawasi hatiku untuk menjaga Kitab-Mu, sebagaimana Engkau telah mengajarkannya kepadaku, dan berilah aku rizki untuk senantiasa membacanya hingga membuat-Mu ridha kepadaku. Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Zat yang memiliki kebesaran, kemulian dan keperkasaan yang tidak pernah habis. Aku memohon kepada-Mu ya Allah, wahai Zat yang Maha pengasih, dengan Kebesaran-Mu dan cahaya Wajah-Mu agar Engkau menerangi pandangan mataku dengan Kitab-Mu dan melancarkan lidahku, lenyapkanlah kesusahan dari hatiku, lapangkanlah dadaku dan basuhlah badanku dengan Al-Qur’an, sesungguhnya tidak ada yang dapat membantuku untuk mendapatkan kebenaran selain Engkau, dan juga tidak ada yang bisa memberi kebenaran itu selain Engkau. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.


Wahai Abul Hasan, engkau lakukan hal tersebut sebanyak tiga Jum`at atau lima atau tujuh, niscaya engkau akan dikabulkan dengan izin Allah. Demi Zat yang mengutusku dengan kebenaran, Allah tidak akan lupa memberi seorang mu’min.’” `Abdullah bin `Abbas berkata, “Demi Allah, `Ali tidak menunggu waktu lama kecuali hanya lima atau tujuh Jum`at hingga ia datang kepada Rasulullah dalam majelis, kemudian ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, dahulu aku hanya mengambil empat ayat atau sekitar itu dan apabila aku membacanya dalam hatiku maka ayat tersebut hilang, dan sekarang aku mempelajari empat puluh ayat atau sekitar itu, dan apabila aku membacanya dalam hati maka seolah-olah Kitabullah ada di depan mataku. Dan dahulu aku mendengar hadits, apabila aku mengulangnya maka hadits tersebut hilang, dan sekarang aku mendengar beberapa hadits, kemudian apabila aku menceritakan hadits maka aku tidak kehilangan satu huruf pun darinya.’ Kemudian Rasulullah berkata kepadanya, ‘Engkau adalah seorang mukmin, demi Rabb Ka`bah, wahai Abul Hasan.’”

*Hadits riwayat Tirmidzi, ia berkata, sanadnya hasan gharib. Ath-Thabrani juga meriwayatkannya dalam Al-Mu`jam Al-Kabir. Al-Mundziri dalam At-Targhib berkata, berbagai jalur dan sanad hadits ini sangat bagus, sedangkan matan-nya sangat gharib. Al-Hakim (dalam Mustadrak) menjelaskan, shahih sesuai syarat hadits syaikhayni (Bukhari dan Muslim). Adz-Dzahabi mengatakan, hadits munkar, syadz, dikhawatirkan palsu padahal sanadnya bagus. Syaikh Al-Albani menilainya maudhu`. Allahu wa Rasuluhu a`lam.